Sinarmalut.com, Tidore - Puluhan massa aksi yang mengatasnamakan Solidaritas Perjuangan Aksi Rakyat Tertindas (SPARTAN ) melakukan aksi demonstrasi di depan Kantor DPRD Kabupaten Pulau Morotai pada Selasa (03/06/2025).
Puluhan aksi yang di korlap oleh Aril Baba turut membawa spanduk bertulisan "Pemda dan Pertamina Selingkuh Masyarakat Waringin Jadi Korban".
Aril baba dalam pernyataan sikapnya menyampaikan kurang lebih 18 tahun sudah Morotai berpisah dengan Halmahera Utara, dengan satu misi bagaimana membentuk daerah otonomi baru yang mandiri. Namun sampai saat ini niat itu belum tertunaikan, akibat dari pada keserakahan beberapa kelompok.
"Saat ini akibat operasi bongkar muat BBM, Desa Waringin menjadi korban dari perselingkuhan antara pemerintah dan pertamina, peristiwa 10 Juli 2023 masih menjadi hal yang tak terlupakan oleh masyarakat desa Waringin. Di mana pemerintah berjanji merealisasi keresahan masyarakat setempat yakni tuntutan pembangunan jalan alternatif bongkar BBM, namun mirisnya keresahan dan aspirasi itu terkubur dalam dalam," ucapnya.
Dari hasil investigasi di lapangan SPARTAN dan SPMW menemukan beberapa indikator yang menjadi dampak yang secara langsung merugikan masyarakat secara langsung. Bahkan sering mengganggu aktivitas masyarakat.
"Oleh karena itu dari problem yang diuraikan. Solidaritas perjuangan aksi rakyat tertindas dan solidaritas mahasiswa Waringin dengan ini membawa tuntutan di antaranya. Segera buat jalan alternatif BBM yang jauh dari pemukiman warga. Segera buat pemberdayaan pelabuhan desa Waringin, bupati segera evaluasi Sekda," sebutnya.
"Pemda segera meningkatkan pengawasan dan penegakan peraturan terkait dengan distribusi BBM di Morotai, DPRD dan Pemda segara tolak kebijakan Gubernur terkait pelatihan militer di hutan lindung Morotai, kemudian Bupati Gagal Total menjalankan 100 hari kerja,” tambahnya mengakhiri. *