Sinarmalut.com, Morotai - Warga dan pemilik transportasi penyeberangan laut dari Kecamatan Selatan Barat, di Wayabula Pulau ke Kecamatan Pulau Rao mengeluhkan fasilitas toilet MCK yang telah rusak parah.
Donal (40 tahun), warga desa Posiposi Pulau Rao, yang juga pemilik transportasi penyeberangan laut mengaku sering mendapatkan keluhan fasilitas toilet dari warga kemudian pengunjung wisatawan yang menyeberang dan berkunjung ke Pulau Rao.
Ia juga mengaku pemerintah desa Wayabula sempat meminta retribusi ke setiap pemilik transportasi penyeberangan sebesar Rp 5.000 per hari selama 2 bulan lebih di tahun 2024 dengan tujuan memperbaiki toilet yang sudah rusak parah. Tetapi sampai hari ini toilet tersebut belum diperbaiki dan kondisinya rusak parah sehingga tidak bisa digunakan. Ia mengaku selama ini mereka hanya menggunakan toilet sekolah yang tak jauh dari lokasi tersebut.
"Harapanya toilet tersebut bisa di perbaiki atau di bangun. Sehingga tidak mempersulit warga dan pengunjung wisatawan yang melakukan penyebrangan ke kecamatan Pulau Rao," harapnya, Selasa (24/06/2025).
Terpisah, Camat Kecamatan Morotai Selatan Barat Syamsul Bachri Yakub Noho menyampaikan bahwa lokasi taman kota yang dijadikan tempat penyeberangan itu adalah proyek Kawasan Strategis Perbatasan Nasional. j
“Jadi dari desa tanpa koordinasi ke kecamatan, mereka tarik retribusi ke sopir taksi penyebrangan dari Wayabula ke Kecamatan Pulau Rao itu. Padahal wilayah itu kecamatan yang kelola. Saya baru balik dari Ternate belanja bahan atau lampu penerangan dalam rangka memperbagus lagi wilayah taman kota tersebut, sebab di lokasi tersebut punya potensi pendapatan bagi masyarakat melalui usaha UKM," kata Syamsul.
Bahkan di waktu camat sebelumnya pernah di minta ke desa untuk menempatkan tempat sampah di lokasi tersebut. Tapi sampai sekarang tidak ada tempat sampah di lokasi itu.
"Sedangkan untuk MCK,kedepan kami akan berupaya memperbaiki dan membangun sebab di situ tempat transit dari kecamatan Selatan Barat ke kecamatan Pulau Rao," pungkasnya. *