 |
| Foto ilustrasi |
Sinarmalut.com, Morotai - Warga di wilayah Kecamatan Morotai Jaya, khususnya di tujuh desa yaitu Desa Libano, Cempaka, Hapo, Titigogoli, Sopi Majiko, Bere-Bere Kecil, dan Desa Aru mengeluhkan kelangkaan BBM subsidi minyak tanah. Sudah lebih dari seminggu, mereka tidak pernah menerima pasokan minyak tanah, yang membuat kondisi ini semakin menyulitkan kehidupan sehari-hari mereka.
Anto, salah seorang warga Desa Cempaka, mengungkapkan kekecewaannya. "Sudah seminggu ini kami di Desa Cempaka tidak dapat minyak tanah. Walaupun kami dapat, harus pergi jauh ke Daruba dengan harga 12 hingga Rp 13 ribu per liter," ujar Anto, Selasa (16/9/2025).
Ia menambahkan, warga sangat kesulitan karena minyak tanah di Morotai Jaya seharusnya tersedia sekitar 40 ton setiap bulan, namun distribusinya terhambat.
Keluhan yang sama juga datang dari Adam, warga Desa Hapo. Dia juga merasakan kesulitan serupa. "Di sini kami belum terima minyak tanah hampir seminggu. Kami heran kenapa pasokan minyak tanah di Morotai Jaya selalu berkurang," ungkap Adam.
Para pengecer minyak tanah pun tak luput dari keluhan ini. Agil Bayau, seorang pengecer di Desa Hapo, menyatakan bahwa hingga saat ini pihaknya belum menerima pasokan minyak tanah sejak 9 September lalu.
Heny Korejan dari Bere-Bere Kecil juga mengonfirmasi hal yang sama. Dia menyebutkan bahwa minyak tanah yang seharusnya diterima belum masuk hingga sekarang.
Menanggapi keluhan tersebut, Kabid Perdagangan Disperindagkop Pulau Morotai, Aty, mengaku belum menerima laporan dari pengecer terkait desa-desa yang belum mendapatkan pasokan minyak tanah. “Kami akan coba konfirmasi ke pangkalan,” ujarnya.
Dengan jatah penyaluran BBMT subsidi sebanyak 40 ton per bulan, tetapi kenyataannya distribusi yang diterima tidak sesuai kuota, membuat banyak warga di Morotai Jaya merasa dirugikan dan kehilangan harapan untuk mendapatkan minyak tanah. Kejelasan dan tindakan cepat dari pihak berwenang sangat diharapkan agar masalah ini segera teratasi. *
