Kantor Kemenkes BKK di Morotai sepi
Sinarmalut.com, Morotai - Kondisi Kantor Kemenkes BKK yang berlokasi di Kecamatan Morotai Selatan, Kabupaten Pulau Morotai tampak miris.
Dari amatan wartawan, Kamis (26/6/2025), tampak pintu kantor terlihat dalam keadaan gembok dengan rantai, menandakan tidak adanya aktivitas pelayanan yang biasanya menjadi tanggung jawab Kementerian Kesehatan di setiap wilayah kerjanya.
Sebagaimana diketahui, tugas Kemenkes mencakup perumusan dan pelaksanaan kebijakan kesehatan, pembinaan serta pengawasan, dan peningkatan sumber daya manusia di bidang kesehatan. Kemenkes juga bertanggung jawab untuk memastikan perlindungan kesehatan masyarakat melalui penyediaan fasilitas kesehatan yang merata dan terjangkau. Keberadaan kantor Kemenkes di setiap daerah seharusnya menjadi jaminan akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan hal yang berbeda. Di depan kantor, tampak rumput liar yang tumbuh subur, menciptakan kesan terbengkalai. Bendera merah putih yang seharusnya melambangkan kehadiran institusi pemerintah pun tidak berkibar.
Solihin, salah satu warga setempat, mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi ini. "Kantor ini sering kali tidak ada aktivitas," ujarnya.
Ironisnya, tampak dari dalam kantor, terlihat dua orang petugas, namun mereka tampaknya sedang tidak berada di tempat. Kondisi ini tentu menimbulkan pertanyaan mengenai komitmen dan tanggung jawab Kemenkes dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Morotai.
Apakah ada rencana untuk meningkatkan keberadaan dan fungsi kantor ini agar dapat melayani kebutuhan kesehatan masyarakat? Atau apakah akan terus dibiarkan terbengkalai tanpa adanya tindakan nyata dari pihak terkait?
“Seharusnya, lebih dari sekadar keberadaan fisik, Kemenkes perlu memastikan bahwa pelayanan kesehatan dapat diakses oleh semua warga, terutama di wilayah-wilayah terpencil. Diharapkan, pihak Kemenkes segera mengambil langkah konkret untuk memperbaiki situasi ini demi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Morotai,” ujarnya. (*)
