
Salman Alfaris, Penelah Teknis Kebijakan Syahbandar Daruba
Sinarmalut.com, Morotai - Speedboat Aloha Juanga yang membawa 20 penumpang terombang-ambing di tengah laut selama sekitar tiga jam pada Senin lalu (10/11). Kejadian ini disebabkan kemudian mesin yang dipicu oleh cuaca buruk, sehingga menimbulkan kekhawatiran mengenai keselamatan operasional speedboat tersebut.
Salman Alfaris, Penelah Teknis Kebijakan Syahbandar Daruba, yang dikonfirmasi menjelaskan bahwa sebelum keberangkatan, semua aspek teknis speedboat diperiksa dengan cermat. “Kami telah melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap mesin dan alat keselamatan. Setelah itu, kami memberikan surat persetujuan pelayaran (SPB) yang menandakan bahwa speedboat tersebut layak untuk berlayar,” ujarnya, Sabtu (15/12/2025).
Namun, situasi kritis menjadi saat speedboat melewati Pulau Metita. “Cuaca saat itu sedang buruk, ombak tinggi sangat mempengaruhi kondisi kecepatan dan tekanan mesin. Akibatnya, pengadukan speedboat terlepas,” tambahnya.
Pihak syahbandar sebelumnya telah memperingatkan nahkoda tentang kondisi cuaca yang kurang bersahabat dan cuaca buruk untuk segera melaporkan jika ada masalah serta mencari lokasi perlindungan.
Pada saat kejadian, syahbandar menerima informasi dari nahkoda bahwa mesin speedboat mati total dan posisi mereka masih dekat dengan pulau Metita. “Kami bermaksud agar nahkoda melindungi speedboatnya pulau Metita, karena kami akan mendatangkan bantuan. Namun, nahkoda menyatakan bahwa mereka tidak berada dekat pulau Metita,” jelas Salman.
Kondisi semakin sulit karena speedboat sudah berada di tengah perjalanan menuju Tobelo, sehingga tidak memungkinkan untuk kembali ke Morotai di tengah cuaca buruk. "Kami menyarankan mereka melanjutkan perjalanan menggunakan satu mesin menuju Tobelo, meskipun risikonya tinggi," ungkapnya.
Salman menekankan bahwa kejadian ini bukan disebabkan oleh kelayakan speedboat untuk berlayar. “Setiap speedboat yang akan berangkat kami periksa dengan seksama. Jika kami menemukan masalah, kami tidak akan memberikan izin berlayar,” tegasnya.
Meskipun kejadian tersebut berlangsung dramatis, pihak syahbandar memastikan bahwa semua prosedur keamanan telah dipatuhi, dan kondisi cuaca merupakan faktor utama dalam terjadinya kejadian tersebut. Kejadian ini mengingatkan kita akan pentingnya kewaspadaan dalam berlayar, terutama saat cuaca tidak mendukung. *