Ratusan massa aksi Hippmamoro Yogyakarta dan Nelayan Tuna Pulau Morotai Menggugat melakukan aksi demonstrasi di depan kantor Bupati, Selasa (29/04/2025)
Sinarmalut.com, Morotai - Ratusan massa aksi Hippmamoro Yogyakarta dan Nelayan Tuna Pulau Morotai Menggugat melakukan aksi demonstrasi di depan kantor Bupati, Selasa (29/04/2025).
Koordinator aksi, Faturrahman Djaguna, dalam pernyataan sikap mengatakan bahwa Indonesia dikenal sebagai negara Kepulauan yang memiliki potensi di kelautan dan perikanan sangat besar salah satu daerah tersebut yaitu Kabupaten Pulau Morotai.
Namun potensi itu tidak dibarengi dengan sulitnya para nelayan mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM). Padahal BBM merupakan salah satu kebutuhan nelayan yang tak terpisahkan.
Selain kesulitan BBM, anjloknya harga ikan turut disoroti para demonstran. Mereka masuknya kapal dari luar daerah yang
menangkap ikan di wilayah tradisional milik nelayan lokal menjadi penyebab harga ikan anjlok.
“Hal tersebut berdampak langsung pada keberlangsungan hidup nelayan kecil,” ungkap Faturrahman.
Diketahui, aksi demonstrasi ini setidaknya membawa lima tuntutan. Antara lain, pertama, meminta Pemerintah Daerah segera memperbaiki mekanisme distribusi subsidi BBM kepada nelayan tuna termasuk pengawasan ketat terhadap penyaluran dengan membuka akses langsung dan transparan.
Kedua, hentikan operasi kapal pakura di perairan Pulau Morotai. Ketiga, meminta pemerintah daerah untuk memberikan bantuan hukum dan advokasi bagi nelayan tuna yang terdampak konflik di wilayah tangkap nelayan lokal. Keempat, perbanyak pabrik es dan fungsikan pabrik es yang mangkrak. Kelima, stabilkan harga ikan tuna di Kabupaten Pulau Morotai.
Dari amatan wartawan, aksi demonstrasi ini sedikit diwarnai kericuhan antara massa dan aparat kepolisian yang berjaga di lokasi yang terlibat saling dorong. Akibatnya, pagar utama halaman kantor Bupati Morotai menjadi rusak parah. *