Foto/Kades Hager Munir, sumber/radartimur
Sinarmalut.com, Tidore - Tradisi ‘Hapolas’ merupakan salah satu warisan budaya yang dipegang teguh oleh Suku Ngofakiaha di Pulau Makian, Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara.
Seiring dengan perkembangan zaman dan durasi internet yang semakin meningkat, tradisi ini berperan penting dalam menjaga hubungan antarwarga dan memberikan dukungan kepada masyarakat yang kurang mampu. Namun, seiring waktu, kehadiran era digital mulai mempengaruhi pelaksanaan tradisi Hapolas, khususnya di Desa Hager, Kecamatan Oba Selatan, Kota Tidore Kepulauan.
Kepala Desa Hager, Munir, menegaskan bahwa ketulusan dan rasa persatuan menjadi ujung tombak dari tradisi ini. Ketika ada keluarga yang berduka, masyarakat Desa Hager biasanya berkumpul untuk melaksanakan tahlilan hingga pelaksanaan Hapolas. Namun belakangan, banyak warga yang memilih memberikan sumbangan melalui transfer bank daripada hadir langsung, yang berpotensi mengikis nilai-nilai gotong royong dan silaturahim.
Menyadari hal tersebut, pemerintah desa, pemuda, serta warga setempat mengadakan rapat untuk membahas cara melestarikan nilai budaya yang mulai pudar.
Dari rapat tersebut lahirlah ide inovasi yang dinamakan "Tapso," yang berarti ajakan untuk bersatu dalam melestarikan tradisi Hapolas. Ini menunjukkan komitmen masyarakat Desa Hager untuk kembali memperkuat ikatan sosial dan fundamental kebersamaan yang selama ini menjadi ciri khas masyarakat Makian.
Tahap Pelaksanaan Inovasi Tapso
1. Rapat Internal Pemerintah Desa Hager untuk merumuskan langkah strategis.
2. Rapat Penjaringan yang melibatkan masyarakat, pemuda, RT, dan unsur-unsur desa lainnya.
3. Menetapkan ide dan gagasan inovasi yang mendukung pelaksanaan Tapso.
4. Melaksanakan ritual penyucian diri dan lingkungan sebagai bentuk penghormatan.
5. Mempererat hubungan sosial dan spiritual antar masyarakat dan keluarga yang berduka.
Tujuan Khusus Kegiatan Tapso
1. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya nilai gotong royong, kerjasama, dan silaturahim.
2. Menjadikan kegiatan Tapso sebagai tindak lanjut program inovasi desa guna memberikan dukungan kepada keluarga berduka.
3. Membentuk tanggung jawab bersama dalam meringankan beban keluarga yang mengalami kehilangan.
4. Memperkuat interaksi dan rasa kebersamaan di antara masyarakat Makian.
5. Menampilkan ciri khas tradisi Hapolas dengan menggunakan baju adat Tapso.
Manfaat Tradisi Hapolas
Secara umum, Hapolas berfungsi sebagai sarana untuk melestarikan budaya dan sejarah masyarakat Makian. Ini memungkinkan pengetahuan tradisional dan nilai-nilai kebudayaan untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Selain itu, kegiatan Hapolas juga mendorong kreativitas masyarakat dalam menyampaikan cerita, puisi, atau lagu yang mengandung nilai-nilai budaya dan sejarah.
Secara khusus, Hapolas dapat meningkatkan kohesi sosial antar masyarakat Makian, menumbuhkan rasa solidaritas dan kasih sayang terhadap keluarga kurang mampu, serta menghibur dan menginspirasi masyarakat. Dengan demikian, tradisi ini bukan hanya sebagai acara seremonial, tetapi juga sebagai penguat identitas kolektif dan motivasi bagi masyarakat untuk terus bergerak maju.
Melalui upaya melestarikan tradisi Hapolas, masyarakat Desa Hager tidak hanya menjaga warisan budaya mereka tetapi juga menghidupkan kembali semangat gotong royong dan saling mendukung di antara sesama. Ini adalah langkah penting untuk memastikan bahwa tradisi berharga ini tetap hidup dan relevan di masa yang akan datang. *