Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ir Soekarno Kabupaten Pulau Morotai, dr. Tonny Humbas
Sinarmalut.com, Morotai - Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ir Soekarno Kabupaten Pulau Morotai, dr. Tonny Humbas, mengungkapkan optimisme terhadap pencapaian Pendapatan Asli Daerah (PAD) rumah sakit pada tahun 2025. Target yang ditetapkan adalah sebesar Rp 20 miliar lebih.
Hal ini disampaikan dalam konteks pencapaian pendapatan tahun lalu yang mencapai Rp 16 miliar, meskipun tidak sepenuhnya memenuhi target.
"Jadi di tahun ini, kami targetkan Rp 20 miliar lebih. Mudah-mudahan bisa capai, tetapi paling tidak kita capai di Rp 16 sampai Rp 17 miliar. Untuk saat ini, capaiannya sudah Rp 4 miliar," ucap dr. Tonny Humbas, Senin (19/5/2025).
Tony memaparkan, pendapatan rumah sakit ini berasal dari pasien umum dan juga klaim BPJS Kesehatan. Salah satu pencapaian signifikan adalah klaim BPJS untuk bulan Maret yang mencapai Rp 800 juta, yang baru saja disetorkan ke Kasda.
Optimis PAD Bisa Capai Target
Dr. Tonny berharap bahwa pada bulan berikutnya, klaim ini bisa mencapai angka Rp 1 miliar.
"Saat ini, dari target Rp 20 miliar, sudah tercapai Rp 4,2 miliar yang telah disetorkan ke kas daerah, dan itu baru untuk bulan Maret saja. Untuk bulan April, proses klaim masih berjalan. Dengan target Rp 20 miliar pasti dapat, tetapi kami ingin menetapkan target yang lebih tinggi," kata Tony dengan nada optimis.
Gaji Dokter dan Nakes
Di Rumah Sakit Ir Soekarno Morotai, gaji dokter serta tenaga medis dan non-medis tidak mengalami masalah.
Direktur RSUD Ir Soekarno Kabupaten Pulau Morotai, dr. Tonny Humbas, menyebutkan bahwa Pemerintah Daerah memiliki utang obat dari tahun sebelumnya dengan total sebesar Rp 2,7 miliar kepada Kimia Farma.
Dalam penjelasannya, dr. Tonny menyatakan bahwa insentif untuk dokter, tenaga medis, dan non-medis telah terbayar secara rutin. Meskipun ada hambatan di Rumah Sakit Mudha Farsah, insentif bagi tenaga kesehatan di Soekarno sudah dibayarkan.
"Untuk bulan Mei, kami belum membayar insentif gaji bagi dokter spesialis, dokter umum, serta para medis dan non-medis. Kami akan meminta pembayaran di akhir bulan. Namun, untuk gaji April, semua sudah terbayar dengan normal," tuturnya.
Lebih lanjut, dr. Tonny menjelaskan mengenai utang kepada Kimia Farma yang masih ada dan nominalnya Rp 2,7 miliar, yang merupakan utang bawaan dari tahun-tahun sebelumnya. Saat ini, mereka masih menjalin kerjasama dengan Kimia Farma, meskipun statusnya berubah, dulunya sebagai apotik utama, kini Kimia Farma berfungsi sebagai apotik pelengkap.
"Apotik utama rumah sakit kini berada di farmasi rumah sakit sendiri, jadi Kimia Farma saat ini hanya sebagai apotik pelengkap," bebernya.
Dr. Tonny juga menegaskan bahwa utang kepada Kimia Farma akan tetap dibayar, tetapi pihaknya akan mempertimbangkan kondisi keuangan tahun 2025. Jika ada sisa anggaran, utang tersebut akan dilunasi.
"Gaji untuk bulan April sudah terbayar, sedangkan untuk bulan Mei masih dalam proses permintaan. TPP dan gaji untuk dokter kontrak akan diminta di akhir bulan, berbeda dengan PNS yang meminta di awal bulan," ungkapnya.
Meskipun terdapat tantangan tersebut, pelayanan rumah sakit saat ini tetap berjalan seperti biasa. Mengenai Rumah Sakit Mudha Farsah, dr. Tonny menambahkan bahwa lembaga tersebut tidak berada di bawah pengelolaannya, melainkan dikelola oleh Dinas Kesehatan dan memiliki direktur khusus. *